Doa Menurunkan Hujan

Kisah Abbas bin Abdil Mutthalib RA (Paman Rosulullah SAW) Turunkan Hujan



  Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatthab terjadi musim kemarau yang panjang. Sumber mata air menipis karena sudah berbulan bulan hujan tidak turun. Kondisi masyarakat telah lemah karena sumur telah mengering, begitu juga dengan sumber mata air lainnya. Akhirnya Umar bin Khatthab memutuskan untuk melakukan shalat istisqa (minta hujan).
  Pada hari yang telah ditentukan semua umat islam berkumpul di tanah lapang. Mereka mengenakan busana secara sederhana disertai dengan hewan ternak yang kurus kerontang. Pada saat itu Umar datang dengan paman Rosulullah SAW yaitu Sayyidina Abbas ra.
   Umar melihat rakyatnya yang sudah berkumpul ditempat itu. Ditatapnya wajah-wajah lesu rakyatnya. Kaum laki-laki berusaha memayungi istri dan anak-anaknya dengan selendang. Sedangkan para ibu dan anak kecil memilih duduk di atas tanah dan berteduh menahan panasnya matahari. 
  Melihat kondisi itu Umar berdiri mengangkat tanganya ke atas dan memohon Allah SWT agar segera mendatangkan hujab agar rakyatnya bisa bersemangat kembali. 
Selanjutnya Umar berkata kepada kaumnya agar memohon ampunan Allah SWT. Karena dengan cara itulah Allah SWT akan memberikan hujan ke negeri itu.
 "Wahai rakyatku, tundukanlah kepalamu dan berdoalah kepada Allah SWT. Mintalah ampunan atas dosamu," ujar Umar memotipasi rakyatnya untuj ikut berdoa. 
     Abbas ra yang mendengar perintah Umar itu merasa sedih. Air matanya menetes. Ia tak tahan melihat penderitaan kaum muslimin saat itu. Karena itulah, ia berdoa kepada Allah SWT agar segera diturunkan hujan.

Baca juga :

  "Ya Allah, engkaulah pelindung, jangan biarkan kami tersesat, jangan biarkan kami putus asa dan terlantar dalam rumah. Semua kaumku baik yang besar maupun kecil telah lemah, karena itu mengadu kepada-Mu. Engkau mengetahui rahasia dan hal samar. Ya Allah, hujani mereka dengan hujan-Mu. Kaumku mendekatkan diri kepada-Mu melalui perantaraku karena kedudukanku yang sangat dekat dengan Rasul-Mu," doa Abbas ra sambil menangis.
    Beberapa saat kemudian, tiba-tiba muncul awan hitam dan langit mendung. Orang-orang yang berada di tanah lapang itu mulai gembira dengan pemandangan itu. Mereka berharap hujan akan benar-benar turun pada saat itu. 
   Mendung itu semakin menghitam dengan digerakan angin. Dan tak lama kemudian turunlah hujan lebat. Kaum muslimin tidak juga beranjak dari tempat itu sampai mereka harus menyingsingkan pakaian karena air telah mencapai lutut. Mereka menggandeng Abbas ra dan mengusap selendangnya. 


Diambil dari Tabloid Kisah Hikmah.